b. Jika bagian yang tersisa adalah 0, 5 meter atau lebih (0, 5 meter), sisanya adalah satu bagian.
Contoh: i. Pohon jatuh panjang 8 meter, jadi 8 bagian dapat diperoleh. Panjang pohon gugur adalah 8, 4m, jadi itu akan menjadi tujuh bagian.
(1 meter) dan 1 bagian (1, 4 meter). Karena panjang pohon gugur adalah 8, 6 meter, 8 bagian (1 meter) dan satu bagian (1, 4 meter) dapat diperoleh.
(1 meter) dan 1 bagian (0, 6 meter).
2) Panjang bagian batang = 2 meter (hutan) a.< 1,0 m); sisanya digabungkan dengan seksi sebelumnya. b. Bila sisa pembagian panjang seksi 1,0 meter atau lebih besar ( 1,0 m); sisanya dijadikan 1 seksi.
Contoh: i. Pohon jatuh panjangnya 14 meter, sehingga tujuh bagian dapat diperoleh. Karena panjang pohon gugur adalah 14, 9m, itu akan menjadi 6 bagian.
Bagian (2 meter) dan 1 bagian (2, 9 meter). Karena panjang pohon gugur adalah 15, 0m, 7 bagian (2m) dan satu bagian (2, 9m) dapat diperoleh.
(2 meter) dan 1 bagian (1 meter).
Ada dua cara dalam pandangan silan g-seatan batang setelah logging: metode penandaan tanpa ditebang dan tidak ditandai. Penandaan biasanya dilakukan pada ketinggian 1-2 meter dari tanah. Metode ini (tanda) dilakukan sehingga panjang penampang tidak hilang ketika mengukur panjang penampang.
(1) Metode pertama (dengan tanda) a
Batang ditandai dengan ketinggian 1 meter atau lebih, dan posisi logging (jatuh dan takik kembali) diperkirakan di bawah segel. Penting bahwa tanda tidak hilang setelah logging.
b. = p (n-1) = pn = l
II. Gbr. 4, 5, dan 6 menunjukkan diagram penandaan pohon.
III. Bagian 1; 2 (D21 + D22)
Bagian n;
b) Diameter rat a-rata setiap bagian
c) Volume setiap bagian
Diagram penandaan pada pohon Sumber : Asy’ari dkk : Asy’ari dkk.
Diagram penandaan pada pohon Sumber : Asy’ari dkk : Asy’ari dkk.
Diagram penandaan pohon Sumber: Asy’ari dkk (2012): Asy’ari dkk.
Contoh perhitungan penentuan volume dengan menggunakan penandaan! Pada petak penebangan HPH Lestari Jaya tahun tebangan 2013, pohon yang ditebang termasuk dalam jenis pohon hutan. Hitunglah volume pohon yang ditebang!
Jawaban: Panjang penampang sebuah pohon hutan adalah 2 meter. 1) Membuat daftar pengukuran dan perhitungan (Tabel 13).
Sesuaikan jumlah kolom dan baris. Atau membuatnya lebih umum.
Tabel 13: Daftar pengukuran dan perhitungan.
P. Diameter bagian (cm) Lbds Volume Deskripsi bagian (m) p/u Rata-rata (m2) (m3)
Sumber Asy’ari dkk.
2) Perkirakan tinggi pemotongan (biasanya 60cm atau lebih). 3) Tandai batang pada ketinggian 2m (jika tidak memungkinkan, 1, 5m atau 1m).
m atau 1m). Saat menebang, penting untuk memastikan bahwa tanda tersebut tidak hilang (bukan batas tebangan).
4) Setelah ditebang, tandai batangnya dengan jarak 2 meter.
(Ukur) 2 meter untuk setiap bagian berikutnya. Hasilnya, 12 ruas tersebut memiliki panjang 2 meter untuk 11 ruas dan panjang 1, 7 meter untuk ruas lainnya.
Ukur 2 meter lalu ukur sisanya 1, 7 meter. Dengan kata lain, panjang batang (panjang total seluruh bagian) adalah (2 x 11) + 1, 7m = 23, 7m.
23, 7 m Panjang batang ini (Pss) juga berarti tinggi pohon. 5) Ukur diameter tiap bagian (alas dan ujung). Hal-hal yang perlu diperhatikan
Perhatikan bahwa diameter dasar atau ujung adalah rata-rata dari dua nilai berikut:
Bagian 1 D = ( ) m = 63, 7 m Bagian 2: D = ( ) m = 60, 3 m Bagian 3: D = ( ) m = 58, 1 m Bagian 4 D = ( ) m = 56, 2 m Bagian 5: D = ( ) m = 53, 5 m Bagian 6: D = ( ) m = 51, 5 m Bagian 7: D = ( ) m = 49, 9 m Bagian 8: D = ( ) m = 47, 7 m Bagian 9: D = ( ) m = 45, 8 m Bagian 10: D = ( ) m = 43, 9 m
Bagian 11 D = ( ) m = 41, 0 m
Daerah 12 D = ( ) m = 38, 3 m
6) Lbds setiap bagian dihitung dengan rumus berikut:
Bagian 1: Pound = . 63, 72 m2 = 0, 3183 m2
Bagian 2 pon = . 60, 32 m2 = 0, 2852 m2
Bagian 3: Pound = . 58, 12 m2 = 0, 2648 m2
Bagian 4: Pound = . 56, 22 m2 = 0, 2477 m2
Bagian 5: Pound = . 53, 52 m2 = 0, 2249 m2
Bagian 6: Pound = . 51, 52 m2 = 0, 2084 m2
Bagian 7: Pound = . 49, 92 m2 = 0, 1953 m2
Bagian 8: Pound = . 47, 72 m2 = 0, 1788 m2
Bagian 9 pon = . 45, 82 m2 = 0, 1645 m2
Bagian 10: Pound = . 43, 92 m2 = 0, 1511 m2
Bagian 11: Pound = . 41, 02 m2 = 0, 1318 m2
Bagian 12: Lbds = . 38, 32 m2 = 0, 1150 m2
7) Volume pohon berdasarkan volume bagian: a. Volume setiap bagian: Volume setiap bagian: Vbagian = Lbds x Pbagian Bagian 1: Vbagian = 0, 3183 m2 x 2 m = 0, 64 m3 Bagian 2: Vbagian = 0, 2852 m2 x 2 m = 0, 57 m3 Bagian 3 : Bagian 4 : V bagian = 0, 2477 m2 x 2 m = 0, 50 m3 Bagian 5 : V bagian = 0, 2249 m2 x 2 m = 0, 64 m3 Vbagian = 0, 2249 m2 x 2 m = 0, 45 m3 Bagian 6 : Vbagian = 0, 2084 m2 x 2 m = 0, 42 m3 Bagian 7 : Vbagian = 0, 1953 m2 x 2 m = 0, 39 m3 Bagian 8 : Vbagian = 0, 1788 m2 x 2 m = 0, 36 m3 Bagian 9 : Vbagian = 0, 1645 m2 x 2 m = 0, 33 m3 Bagian 10 : Vbagian = 0, 1511 m2 x 2 m = 0, 30 m3 Bagian 11 : Vbagian = 0, 1318 m2 x 2 m = 0, 26 m3 Bagian 12 : Vbagian = 0, 1150 m2 x 1, 7 m = 0, 20 m3
Vtree=Vss (volume semua bagian)
Vpohon = V1 + V2 + V3 + …… + V11 + V12
Vpohon = (0, 64 + 0, 57 + …… + 0, 26 + 0, 20) m3
Tabel 14 menunjukkan ringkasan hasil pengukuran dan perhitungan.
Tabel 14 Daftar hasil pengukuran dan perhitungan volume (beserta penandaannya).
P. Diameter Bagian (cm) Lbds Volume Ket. d11/d12 12 1, 7 37, 2 38, 3 0, 1150 0, 20 d10/d11 11 2 39, 3 41, 0 0, 1318 0, 26 d9/d10 10 2 42, 6 43, 9 0, 1511 0, 30 d8/d9 9 2 45, 1 45, 8 0, 1645 0, 33 d7/d8 8 2 46, 4 47, 7 0, 1788 0, 36 d6/d7 7 2 49, 0 49, 9 0, 1953 0, 39 d5/d6 6 2 50, 7 51, 5 0, 2084 0, 42 d4/d5 5 2 52, 3 53, 5 0, 2249 0, 45 d3/ d4 4 2 54, 7 56, 2 0, 2477 0, 50 d2/d3 3 2 57, 6 58, 1 0, 2648 0, 53 d1/d2 2 58, 5 60, 3 0, 2852 0, 57 d0/d1 1 2 62, 0 63, 7 0, 3183 0, 64 d0 = pkl btg 0 65, 3 Jumlah 23, 7 4, 94
Sumber Asy’ari dkk.
Catatan: Volume pohon dihitung dari pengukuran diameter 130cm dan tinggi pohon 23m:
Vpohon = x 61. 322 x 23 x 0. 7
(2) Cara Kedua (tanpa penandaan) a. Bagian 1 = (tg±tx) Panjang Bagian 1 sesuai kesepakatan (1 meter atau 2 meter). Jika tinggi tunggul melebihi panjang yang disepakati, maka bagian 1 adalah tinggi tunggul (tg) – tx. Sebaliknya, jika tinggi tunggul kurang dari panjang yang disepakati, maka bagian 1 adalah tinggi tunggul (tg) + tx.
i. o p1 = tunggul + tx = 1 m atau 2 m o p1 = p2 = . = p(n-1) = pn = L Ukur diameter pangkal dan ujung setiap bagian.
Diagram tanpa penandaan pohon (bagian 1 = tq + tx)
Sumber Asy’ari dkk.
Diagram tanpa tanda pohon Sumber: Asy’ari dkk: Asy’ari dkk (2012) 49
II.
Diameter rata-rata setiap bagian: Bagian 1;
Volume setiap bagian: DST Bagian 1;
VSS = V1 + V2 + V3 +.
Contoh Perhitungan 1 = (TG + TX) tanpa penandaan bagian! Pada tahun yang jatuh 2013, HTI Lestari Makmur menebang parsel, poho n-pohon yang dipotong milik jenis pohon penanaman. Hitung volume kayu yang dipotong!
Jawab panjang penampang pohon penanaman adalah 1 meter. 1) Buat daftar pengukuran dan perhitungan (kosong). Jumlah kolom dan baris
Kolom dan baris; atau lebih umum.
Tabel 15: Daftar Pengukuran dan Perhitungan.
P. Diameter bagian (cm) Lbds Volume Deskripsi bagian (m) p/u Rata-rata (m2) (m3)
Sumber Asy’ari dkk.
2) Tentukan panjang bagian 1 Ukur tinggi dari dasar tunggul ke batas bawah potongan (batas atas juga dimungkinkan) (misalnya, tinggi 68 cm). Dengan kata lain, menjadi 1 meter, ada kekurangan (100-68) sentimeter = 32 cm. 51
Ukur sesuai dengan TX = 32cm dari batas bawah tanda logging di dasar batang (batas atas) (Gbr. 9).
3) Kemudian ukur setiap 1 meter. Akibatnya, ditemukan bahwa panjang 86cm yang tersisa dibuat menjadi satu bagian. Akibatnya, 11 bagian diperoleh, dan sisanya 0, 86cm. Dengan kata lain, ketinggian pohon (panjang batang) adalah (11 x 1) M + 0, 86cm dan 11, 86m.
4) Ukur diameter setiap bagian (akar dan ujung).
Bagian 1: d = () m = 35. 0 m Bagian 2: d = () m = 31. 7 m Bagian 3: d = () m = 29. 0 m Bagian 4: d = () m = 26. 4 m Bagian 5: d = ( ) m = 24. 8 m Bagian 6: d = () m = 24. 1 m Bagian 7: d = () m = 23. 4 m Bagian 8 d = () m = 22. 8 m Bagian 9: () m = 22. 0 m Bagian 10: D = () m = 21, 3 m
Bagian 11: d = () m = 20, 8 m Bagian 12: () m = 20, 5 m
5) LBD dari setiap bagian dihitung dengan rumus berikut:
Bagian 1: LBDS =.
Bagian 2 lbds =.
Bagian 3: LBDS =.
Bagian 4: LBDS =.
Bagian 5: LBDS =.
Seksi 6: lbds =. 24, 12 m2 = 0, 0456 m2
Bagian 7 Pound = . 23, 42 m2 = 0, 0430 m2
Bagian 8: Pound = . 22, 82 m2 = 0, 0408 m2
Bagian 9: Pound = . 22, 02 m2 = 0, 0380 m2
Bagian 10: Lbds = . 21, 32 m2 = 0, 0356 m2
Bagian 11: Pound = . 20, 82 m2 = 0, 0338 m2
Bagian 12: Lbds = . 20, 52 m2 = 0, 0329 m2
Gambar 9 Batas Atas dan Batas Bawah Bontos Sumber : Asy’ari dkk.
6) Volume pohon berdasarkan volume bagian Volume tiap bagian : Vbagian = Lbds x Pbagian Bagian 1 : Vbagian = 0, 0960 m2 x 1, 0 m = 0, 10 m3 Bagian 2 : Vbagian = 0, 0790 m2 x 1, 0 m = 0, 08 m3 Bagian 3 : Bagian 4 :V bagian = 0, 0548 m2 x 1, 0 m = 0, 05 m3 Bagian 5 : V bagian = 0, 0483 m2 x 1, 0 m = 0, 05 m3 Vbagian = 0, 0483 m2 x 1, 0 m = 0, 05 m3 Bagian 6 : Vbagian = 0, 0456 m2 x 1, 0 m = 0, 05 m3 Bagian 7: Luas penampang = 0, 0430㎡ x 1, 0m = 0, 04m3
Bagian 8 Vbagian = 0, 0408 m2 x 1, 0 m = 0, 04 m3 Bagian 9 : Luas penampang = 0, 0380 m2 x 1, 0 m = 0, 04 m3 Bagian 10 Vbagian = 0, 0356 m2 x 1, 0 m = 0, 04 m3 Bagian 11 : Vbagian = 0, 0338 m2 x 1, 0 m = 0, 03 m3 Bagian 12 : Vbagian = 0, 0329 m2 x 0, 86 m = 0, 03 m3
Vtree=Vss (volume semua bagian)
Vpohon = V1 + V2 + V3 + …… + V11 + V12
Vpohon= (0, 10 + 0, 08 + 0, 03 + 0, 03) m3
Tabel 16 menunjukkan ringkasan hasil pengukuran dan perhitungan.
Daftar hasil pengukuran dan perhitungan volume tanpa tanda.
Bagian P. Diameter Bagian (cm) Lbds Volume Ket. (m) p/u Rata-rata 2 (m2 ) (m3) d11/d12 12 0, 86 20, 4 20, 5 0, 0329 0, 03 d10/d11 0, 0338 0, 03 d9/d10 11 1 20, 5 20, 8 0, 04 d8 / d9 0, 0380 0, 04 d7/d8 10 1 21, 0 21, 3 0, 0408 0, 04 d6/d7 0, 0430 0, 04 d5/d6 9 1 21, 6 22, 0 0, 0, 0456 0, 05 d4/d5 0, 0483 0, 05 d4 8 1 , 4 22, 8 0, 0548 0, 05 hari2/hari3 0, 0659 0, 07 hari1/hari2 7 1 23, 2 23, 4 0, 0790 0, 08 d0/d1 0, 0960 0, 10 d0 = pkl btg 6 1 23, 6 24, 1 – 0, 61 5 1 24, 6 24, 8
Sumber Asy’ari dkk.
Catatan Hitung volume pohon dari hasil pengukuran tinggi: diameter 130cm (33, 6cm) dan tinggi pohon 12m:
Vpohon = . 33, 62
b. Bagian 1 = (tg + tr) Tidak bertanda artinya pohon tidak diberi tanda sebelum ditebang. Penandaan atau tidak penandaan dapat dilakukan terlepas dari telah terjadi atau tidaknya penebangan. Pada dasarnya pengukuran dan perhitungan kedua metode ini sama. Dengan kata lain yang membedakan adalah apakah pemangkasan diperhitungkan atau tidak. i. Pengukuran Ukur panjang masing-masing bagian sesuai kesepakatan: o p1 = tunggul (+ pemangkasan) o p2 =
ii. Ukur diameter pada pangkal dan ujung setiap bagian:
Ilustrasi tanpa tanda (bagian 1 = tg + tr) Sumber : Asy’arri dkk : Asy’ari dkk.
III.
Diameter rata-rata setiap bagian: dll Bagian 1;
Volume setiap bagian: Bagian 1;
V1 = Vtunggak (+pemangkasan)
VB = V2 + V3 +.
Contoh perhitungan penentuan volume tanpa penandaan bagian 1 = (tg + tr)! Pada tahun yang jatuh 2013, HTI Lestari Makmur menebang parsel, poho n-pohon yang dipotong milik jenis pohon penanaman. Hitung volume kayu yang dipotong!
Jawab panjang penampang pohon penanaman adalah 1 meter. 1) Buat daftar pengukuran dan perhitungan (kosong). Jumlah kolom dan baris
Kolom dan baris; atau lebih umum.
Tabel 17: Daftar Pengukuran dan Perhitungan
P. Diameter Bagian (cm) Deskripsi Bagian Berat (M2) (M3)
Sumber Asy’ari et al.
2) Tentukan panjang bagian 1 (setelah logging): Ukur tinggi dari dasar tunggul ke batas atas potongan (atau BB) (misalnya, tinggi 34 cm). Ukur ketebalan logging (dapat tumpah) dari batas atas tanda logging (atau BB) di dasar batang (misalnya, tinggi 12 cm) (misalnya, Gbr. 10). 58
Dengan kata lain, panjang bagian 1 kurang dari 1- (34 + 12) cm = 54 cm. Tambahkan 54cm setelah pemangkasan maksimum.
Gambar 11 Sumber BoNT dari batas bawah: Asy’ari et al: Sumber: Asy’ari et al.
3) Selanjutnya, jika Anda mengukur setiap 1 meter, Anda dapat melihat bahwa ada sisa panjang 40 cm. Tambahkan ke bagian terakhir dan gunakan satu bagian. Sebagai hasil dari perhitungan, 12 bagian diperoleh dengan 11 bagian 1 meter dan 1, 4 meter sisanya. Dengan kata lain, panjang batang adalah (1 × 11) + 1. 4m = 12. 4m.
4) Ukur diameter setiap bagian (ujung dan ujung). Masukkan sebagai berikut.
Bagian 1 d = () m = 35. 2 m Bagian 2: d = () m = 32. 2 m Bagian 3: D = 29. 6 m
Bagian 4 d = () m = 26. 9 m Bagian 5: d = () m = 25. 0 m Bagian 6: d = () m = 24. 3 m Bagian 7: d = () m = 23. 5 m Bagian 8 d = () m = 22. 9 m Bagian 9: d = () m = 22. 3 m Bagian 10: d = () m = 21. 7 m Bagian 11: () m = 21. 1 m Bagian 12: () m = () m = 20. 6 m
5) LBD dari setiap bagian dihitung dengan rumus berikut:
Seks 1: lbds =. 35, 22 m2 = 0971 m2
Jenis Kelamin 2 : Lbd = . 32, 22 m2 = 0, 0812 m2
Seksi 3 : Lbd = . 29, 62 m2 = 0, 0686 m2
Seksi 4 : Lbd = . 26, 92 m2 = 0, 0569 m2
Seksi 5 : Lbd = . 25, 02 m2 = 0, 0491 m2
Seksi 6 : lbds = . 24, 32 m2 = 0, 0462 m2 Seksi 7 : lbds = 22, 32 m2 = 0, 0389 m2 Sexi 10 : lbds = 21, 72 m2 = 0, 0368 m2 Sexi 11 : lbds = 0, 0333 m2
6) Volume penggerak volume : Volume volume : Vseksi = Lbds x Pseksi Seksi 1 : Vseksi = 0, 0971 m2 x 0, 46 m = 0, 04 m3 Seksi 2 : Vseksi = 0, 0812 m2 x 1, 0 m = 0, 08 m3 Seksi 3 : Vseksi = 0, 0686 m2 x 1, 0 m = 0, 07 m3 Seksi 4 : Vseksi = 0, 0569 m2 x 1, 0 m = 0, 05 m3 Seksi 5 : Vseksi = 0, 0491 m2 x 1, 0 m = 0, 05 m3 Seksi 6 : Vseksi = 0, 0462 m2 x 1, 0 m = 0, 05 m3 Seksi 7 : V seksi = 0, 0434 m2 x 1. 0 m = 0. 04 m3 Seksi 8 : Vseksi = 0. 0412 m2 x 1. 0 m = 0. 04 m3
Bagian 9 : Bagian = 0, 0389 m2 x 1, 0 m = 0, 04 m3 Bagian 10 : Bagian = 0, 0368 m2 x 1, 0 m = 0, 04 m3 Bagian 11 : Bagian = 0, 0350 m2 x 1, 0 m = 0, 03 m3 Jenis Kelamin 12 : Bagian = 0, 0333 m2 x 1, 4 m = 0, 05 m3 Jenis Kelamin 12 : Bagian = 0, 0333 m2 x 1, 4 m = 0, 05 m3 Jenis Kelamin 12 : Bagian = 0, 0333 m2 x 1, 4 m = 0, 05 m3
Vtree=Vss (volume semua bagian)
Vpohon = V1 + V2 + V3 + …… + V11 + V12
Jumlah beban = (0, 04 + 0, 08 + + 0, 03 + 0, 05) m3
Tabel 18 menunjukkan ringkasan hasil pengukuran dan perhitungan.
Daftar hasil pengukuran dan perhitungan volume tanpa tanda.
Bagian P. bagian Diameter (cm) Lbds Volume Ket. (m) p/u Rata-rata 2 (m2 ) (m3) d11/d12 12 1, 4 20, 4 20, 6 0, 0333 0, 05 d10/d11 0, 0350 0, 03 d9/d10 11 1 20, 8 21, 1 0, 0368 0, 04 d 8 /d9 0, 0389 0, 04 d7/d8 10 1 21, 4 21, 7 0, 0412 0, 04 d6/d7 0, 0434 0, 04 d5/d6 9 1 21, 9 22, 3 0, 0462 0, 05 d4/d5 0, 0491 0, 05 d3/d4 8 1 22, 6 22, 9 0, 0569 0, 06 d2/d3 0, 0686 0, 07 d1/ d2 7 1 23, 2 23, 5 0, 0812 0, 08 d0/d1 0, 0971 0, 04 d0 = pkl btg 6 1 23, 8 24, 3 – 0, 59 5 1 24, 7 25, 0
Sumber Asy’ari dkk.
Catatan Hitung volume pohon dari hasil pengukuran tinggi: diameter 130cm (33, 6cm) dan tinggi pohon 12m:
Vpohon = . 33, 62
(3) Metode Optik (Spiegel Relaskop) A. Persiapan a. Buatlah daftar pengukuran dan perhitungan seperti terlihat pada Tabel 19.
Bagian Tinggi (m) Sdt Sight Reading Stick Diameter (cm) Lbds Volume Bdt Td σ° p% nF nQ p/u Rata-rata (m2) (m3)
Sumber Asy’ari dkk.
b. Menyepakati panjang (pertambahan tinggi) setiap bagian (1m untuk hutan tanaman dan 2m untuk hutan rimba). Misalnya panjang ps.
c. Ukur tinggi mata (Tm) dalam meter (=Bdm=0) d. Ukur tinggi pohon sampai ketinggian tertentu.
Ukur jarak (Jd) antara alat ukur dengan pohon (dalam meter): Hitung tinggi diameter dari Bdt tiap bagian.
Hitung tinggi diameter dari Bdt setiap bagian termasuk tinggi diameter 1, 30m. Bdt : 0, p, 2p, 3p, ….. s/d, (n-1)p, np m Jarak posisi bidik dari BDm menurut panjang bagian (Td), meliputi membidik pada ketinggian 1, 30 m.
Td : (0 – Bdm); (p – Bdm); (np – Bdm);
Hitung sudut bidik (Sb) menurut Td Sd = (Td/Jd) x Q φ = 450 atau 100%.
f. Buatlah ilustrasi pengukuran sesuai dengan item yang ada pada daftar.
Diagram pengukuran tinggi badan karya Spiegel Sumber : Asy’arri dkk : Asy’ari dkk.
a. Pada jarak pengukuran yang telah ditentukan (Jd), bidiklah batang pohon dengan kelipatan 1 meter sesuai sudut bidik (dalam derajat atau persentase).
b. Bersamaan dengan membaca sudut bidik, segera baca batang diameter (nF dan nQ) pada pangkal dan ujung tiap bagian.
a. Hitung diameter proksimal dan distal setiap bagian dan rata-ratakan untuk setiap bagian.
b. Hitung Lbds untuk setiap bagian
D (cm)
c. Hitung volume (Vs) setiap bagian, dan volume pohon adalah jumlah volume semua bagian (Vss).
Vbagian = Lbds x ps m3
= VSS (volume semua bagian)
Pengukuran optik jumlah pohon yang berdiri
1) Persiapan a. Membuat daftar pengukuran dan perhitungan. b. Karena merupakan jenis hutan buatan, maka panjang bagian yang disepakati adalah 1m. c. Tinggi mata (Tm) alat ukur adalah 1, 4m. d. Tinggi pohon yang jarak pengukurannya (Jd) 10 m adalah 11, 3 m. Tinggi pohon 11, 3m, jarak pengukuran (Jd) 10m.
E. 9, 10, 3 m. = Dari itu; Sudut tanda (sebagai contoh yang ditunjukkan pada kedua SB) (a) arah sinyal ke dasar batang (0 meter dari BDT, 1, 4 meter di bawah BDM, -1, 4 meter dari BDM) ((-1. 4)/10)) x 450 = -6, 30 atau (-1. 4)/10) x 100% = -14% (b) 1 meter di atas dasar bagasi (yaitu, 0, 4 meter dari BDM, ata u-0, 4 meter dari BDM) yang ditujukan untuk arah ((-0. 4)/10) x 450 = -1. 80 atau ((-0)/10) atau, ata u-0. 1m berarti ((-0. 1)/10) × 450 = -0. 450 atau ((d) , D) dari BDM 0, 6m atau BDM, atau BDM, atau BDM. 6% k e t.
(E) arah ((1. 6)/10) x 450 = 7. 20, ((1. 6)/10) x 100 % = 16 %.
(F) lebih lanjut (g) arah iradiasi adalah 11, 3 meter lebih tinggi dari dasar batang.
(Itu berarti 9, 9m di atas BDM atau 9, 9m jauhnya) ((9, 9)/10) x 450 = 44, 550 atau (9, 9)/10) x 100% = 99%)
Tabel 20 Hasil Pengukuran Pada Tahap Persiapan
Tinggi bagian (M) SDT AIMING BAR BACA DIA- (CM) LBDS VOL. 6 6 6 6 6 6 4, 6 20. 7 46 4 4. 6 36 4 2. 6 2. 6 2. 6 26 2. 6 2. 6 2. 6 2. 6 2. 6 2. 7 6 DSD* 1. 4 0 1. 3-0. 1- 0. 4 5-1 BDT 1-0. 4-1. 8-4 0-1. 4-6. 3-14
* Sumber: Asy’ari et al: Asy’ari et al.
f.
Gambar. 13 Ilustrasi hasil pengukuran dan perhitungan dalam tahap persiapan
Sumber Asy’ari et al.
0m (BDT); — 1. 8o ata u-4%; 1 dan 1. 2 3m lebih tinggi dari BDT;
Tabel 21 Hasil Pengukuran Pada Tahap Implementasi
Tinggi Bagian Tinggi (M) SDT AIMING BAR BACA DIA- (CM) LBDS VOL. 10 10 8. 6 38. 7 86 0 3. 5 1 0, 3 9 7, 6 34, 2 76 1 0, 4 1 0, 8 8 8 8 8 8 6, 6 29, 766 11 1 1, 2 7 5, 6 25, 2 56 1 1, 3 6 6 4, 6 20, 7 46 1 1, 4 1 2, 1 5 3, 6 16, 2 36
DSD* 1. 3-0. 1-0. 4 5-1
Sumber Asy’ari dkk.
3) Perhitungan a.<(1 x 4) + 2,1>Dp1 = [ /2] x 10 = 30, 5 cm du1 = [ /2] x 10 = 27, 5 cm<(1 x 4) + 1,4>Dp1 = [ /2] x 10 = 30, 5 cm du1 = [ /2] x 10 = 27, 0 cm pohon: d130 = [<(1 x 4) + 1,3>/2] x 10 = 26, 5 cm Bagian 2;<(1 x 4) + 1,4>Dp2 = [ /2] x 10 = 27. 0 cm du2 = [ /2] x 10 = 26. 5 cm<(1 x 4) + 1,2>/ Bagian 3;<(1 x 4) + 1,2>Dp3 = [ /2] x 10 = 26. 0 cm du3 = [ /2] x 10 = 25. 0 cm<(1 x 4) + 1,0>/dll.<(0 x 4) + 2,2>Dp11 = [ /2] x 10 = 11. 0 cm DU11 = [<(0 x 4) + 1,8>/2] x 10 = 9. 0 cm
b.
Bagian 1;<(30,5 + 27)/2>2 = 0, 0649 m2 drive;<(27 + 26)/2>2 = 0, 0552 m2
2 = 0, 0079 m2<(11 + 9)/2>Seksi 1;
Sexsi 2;
DST.
Kontak = vss (volume)
= 0, 06 + 0, 6 + 0, 5 + ………. + 0, 01 = 0, 39 m3
Isi = 0, 0552 x 11, 3 x 0, 7 = 0, 44 m3 m3 m3 m3 asupan.
Area (M) SDT BIDIK BACAAN BAR DIA- (CM) LBDS VOL. 2. 2 11. 0 12. 0 0. 0118 0. 02 9 7. 6 34. 2 76 0 2. 7 13. 5 0, 0165 0, 0165 0, 0165 0, 02 8 8 6, 6 29. 766 0 3, 5 16, 5 0, 0214 0, 03 7 7 6 25, 2 56 0 3, 5 17, 5 0, 0299 0, 04 6 6 4, 6 20, 7 46 1 0, 3 21, 8 0, 0372 0, 04 5 5 3, 6 16, 2 36 1 0, 4 22, 0 23, 0 0. 0416 0, 05 4 2, 6 6 7, 2 16 1 25, 0 25, 0511 0, 06 2 2 0, 6 2, 7 6 1. 2 26. 5 0. 0552 BDM 1. 4 0 0. 06 DSD* 1. 3-0. 1-0. 45-1. 3 26. 5 0. 0649 1 1 1-0. 4-1. 8-4 1. 4 28. 8 0. 0649 70 BDT 0-1, 4-6, 3-14 1 2 2,
Jumlah: Asy’ari DKK.
Sumber Asy’ari dkk.
Diameter dan angka tinggi adalah diameter berbagai ketinggian, dan jarak antara diameter secara sistematis (sama dengan satu meter atau 2 meter). Ketika nilai pengukuran diameter diperas atau dikonversi ke area silan g-ectional, dan ditransfer ke kertas grafik sesuai dengan tinggi, grafik yang disebut kurva meruncing dibuat.
Sajikan kurva ini dalam bentuk menggambar salib di kuadran pertama: 乗 乗 乗 乗 乗 乗 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Penampang sebagai elemen sumbu vertikal. Adapun berbagai pengukuran diameter Tinggi
Perhitungan (area area melengkung) dapat dilakukan dengan dua cara:
Menghitung jumlah kotak (skor) yang termasuk dalam grafik.
Gunakan metode planimeter.
Area grafik di bawah kurva diukur menggunakan metode planimeter dan dikonversi ke volume berdasarkan pejabat:
V = L. VDG,
V = volume. L = luas grafik di bawah kurva. Vdg = volume kisi titik (1 cm2)
Volume skor diperlukan oleh VDG = rumus. PA = Cros s-Sectional Area dalam satuan sumbu horizontal (pemindaian) tinggi dan panjang batang dalam satuan sumbu horizontal (kisi skor).
P = ketinggian bagasi dan panjangnya.
Pohon yang tumbang juga dapat ditampilkan dalam bentuk kurva meruncing. Contoh beasiswa volume pohon berdiri. Sebagai hasil dari mengukur dimensi pohon jabon, diameter ketinggian dada adalah 24 cm dan tingginya 19, 4 juta. Diameternya adalah sumbu vertikal, tinggi sebagai sumbu horizontal, dan volumenya diperoleh dua.
1) Tentukan skala sumbu horizontal terlebih dahulu, tentukan rasio diameter diameter dan unit sumbu horizontal: o Misalnya, rasio sumbu horizontal diameter adalah 100: yaitu, D2 = 100cm2 (Bidang) dikonversi ke grafik menjadi 1cm: luas masin g-masing 1CM2 (kisi skor) dari grafik ditunjukkan dalam elemen sumbu vertikal (D2) = 100cm2, dan elemen sumbu horizontal (t) = 100cm.
Ketinggian diameter dan posisi diameter diperoleh dari hasil pengukuran. 2-square dari data diameter (D) -2 persegi
Diameter (D2). Pindahkan elemen sumbu vertikal (D2) ke grafik yang sesuai dengan kenaikan diameter (t) 1 meter.
Kompatibel dengan peningkatan diameter 1 meter (T). Kemudian hubungkan setiap persimpangan untuk membentuk kurva.
Gbr. 14 Kurva Diameter dan Tinggi Sumber: Asy’ari et al: Asy’ari et al.
2) Perhitungan volume
A. Temukan volume 1 grid titik sebagai berikut berdasarkan skala yang telah ditentukan:
VDG = ð 1/4.
1CM2 ≒ 0, 007854M3 (1 grid dot) atau 1MM2 ≒ 7. 854E-05 = 0. 00007854M3.
Jumlah kisi titik di bawah kurva = 61, 94 (setelah perhitungan)
Volume Kayu = 61, 94 x 0, 007854 m3 = 0, 4865 m3~b. Metode pranimeter terlebih dahulu, temukan luas 1 cm2 pada grafik (kertas milimeter) yang ditunjukkan di planimeter. Nilai 1 cm2 dari skala planimeter adalah 10.
Volume grid dot: vdg = a.
Luas grafik di bawah kurva nilai yang diukur dari planimeter adalah 61. 9.
= 61, 9 x 0, 007854 m3 = 0, 4862 m3
Hasil rumus volume dari pohon yang diperoleh:
Jika Anda ingin mengetahui volume (log) batang, gerakkan ukuran silinder (diameter dan panjang) dan berdekatan dengan persimpangan diameter dan panjang batang. Perhitungan volume (bagian yang dianggap sebagai kolom batang) dapat dihitung dalam salah satu dari dua metode di atas.
d. Keputusan volume pohon jatuh.
1. Gunakan undan g-undang Alkimedes yang secara langsung volume objek hukum sama dengan volume air yang digerakkan oleh objek.
Volume objek sama dengan volume air yang digerakkan oleh objek. Volume air yang bergerak sebanding dengan kebangkitan permukaan air dalam tabung gelas P.
Gbr. 15 Xiri Meter Sumber Asy’ari et al. Oleh karena itu, persamaan berikut diterapkan: v = b. p, b = area bon (penampang) nilai rat a-rata p = panjang trunk.
Area bonzo rat a-rata dihitung dari hasil ukuran diameter (pangkalan dan ujung ujung), dan upacara akhirnya diperoleh:
Ngomon g-ngomong, dimungkinkan untuk menghitung volume:
Volume objek yang diminta dengan cara ini berisi bodi putar dan putar (silindris, garis parabola, kerucut, bentuk bintang baru) dan tubuh persegi panjang biasa (prisma, piramida).
Berdasarkan posisi diameter batang, volume log diperkirakan oleh beberapa rumus (rumus yang diterapkan).
Gbr. 16 Sumber besar Asy’ari et al.
VHD =.
(Dalam kasus diameter yang diukur)
VHK =.
(Saat keliling diukur)
Resmi Breton (versi koreksi resmi Hubër)
Gbr. 17 Sumber Log Asy’ari et al.
Gambar 18 Sumber Besar: Asy’ari et al: Asy’ari et al.
(Saat diameter diukur)
VHK =.
Resmi Breton (versi koreksi resmi Hubër)
(Saat keliling diukur)
Resmi Breton (versi koreksi resmi Hubër)
(Saat Peripurer diukur)
Resmi Breton (versi koreksi resmi Hubër)
(Saat Peripurer diukur)
Resmi Breton (versi koreksi resmi Hubër)
Berfokus pada rumus volume volume tujuh log log, rumus volume volume dinyatakan bahwa rumus Newton sangat bias, jadi bias tidak merata. Bias formalisasi lainnya bervariasi, dan jika Anda hanya mengekspresikannya, itu akan menjadi berikut:
Kesalahan negatif (perkiraan kurang): mendukung konsumen.
Kesalahan positif (diabaikan): Kerugian untuk konsumen vsmalian & gt;
Jagung: vsmalian & gt;
b
Membuat (pekerjaan pertukangan) adalah hasil yang diperoleh dengan memproses (drocks, log, atau kayu) dari berbagai ukuran dengan memproses ukuran tertentu, seperti balok, tidur, papan, dll.。 Ini adalah rumus perhitungan umum:
Volume = panjang x lebar x ketebalan (tinggi)
3. Dasa r-dasar metode ilustrasi sama dengan menghitung volume jalan dengan ilustrasi. Perbedaannya adalah bahwa pohon ditebang dan dalam bentuk batang kayu.
Contoh volume log diformulasikan. Volume batang omong kosong (panjang = 18, 5m, diameter pada akar = 64, 0cm, diameter ujung = 48, 2cm) adalah elemen sumbu vertikal (d) sebagai elemen sumbu vertikal, panjang (p), dan elemen sumbu horizontal.
(1) Penentuan target koordinat (sumbu horizontal) Skala diameter adalah 10: yaitu, ketika d = 10cm (bidang) ditransfer ke grafik, menjadi 1cm. Rasio panjang adalah 100: yaitu, p = 100 cm (bidang) adalah 1 cm. Ukuran diameter diameter penampang tongkat digunakan sebagai elemen sumbu vertikal, dan posisi diameter (P) ditransfer ke grafik setiap kali panjangnya meningkat sebesar 1 m. Kemudian, setiap pertemuan terhubung untuk membentuk kurva.
Gambar 23 Kurva yang ditentukan volume berdasarkan grafik: Asy’ari et al: Asy’ari et al.
(2) Perhitungan volume a. Oleh karena itu, volume tongkat = 583 x 0, 007854 m3 = 4, 5789 m3
b. Hukum planimeter terakhir kali, area 1 cm2 dicari grafik yang ditunjukkan dalam skala planimeter. Misalkan pembacaan 1CM2, sebuah planimeter, adalah 10. DOT Grid Volume: VDG = A. P = ð
= ð … (10 cm) 2. 100 cm
Luas grafik di bawah kurva yang diukur planimeter adalah 583. 1. Oleh karena itu, volume tongkat
V = L.
Menghitung volume batang di bawah rumus Brereton (DP = 63, 5 cm; DU = 48, 7 cm; p = 18, 5m):
E. Model Estimasi Volume
1. Berdasarkan pendekatan berbentuk batang teoretis (dari pangkalan ke ujung) dari pendekatan model, dua pendekatan berikut untuk b e n d a-b e da pu t ar (n e i l o i d, s l i n d r i s, paraboloid dan paraboloid) dengan dua cara berikut:
Volume secara matematis merupakan fungsi diameter dan tinggi (tipe regresi).
Perhatikan grafik berbentuk batang dari bawah ke ujung dengan integrasi persamaan lancip.
(1) Pertimbangkan rumus regresi: Volume V = F (DSD; T) diwakili sebagai fungsi diameter (DSD) dan tinggi (t).
Karena diameter dan tinggi terkait erat, volume diperkirakan berdasarkan diameter dan direpresentasikan sebagai fungsi: V = F (DSD).
Model tipe regresi yang dikembangkan untuk memperkirakan volume ditunjukkan dalam Lampiran 5-2.
(2) Taper yang meruncing adalah bentuk objek yang meruncing. Taper lancip adalah bahwa diameternya lebih kecil dari dasar bagasi ke ujung.
Persamaan lancip adalah sosok yang mewakili bentuk dari dasar batang ke ujung dengan gambar. Oleh karena itu, formula ini hanya dapat memperkirakan volume batang. Gambar 24 menunjukkan pemahaman ini.
Gambar 24 Ilustrasi Sumber Taper Asy’ari et al.
Hubungan antara batang (d1, d2, d3, … dn) memiliki dsd, tinggi tertentu (t), diameter masalah (t1, t2, t3, … tn). sebagai dn = f (dsd, tn). Perlu diingat bahwa hubungan antara tinggi dan diameter adalah dasar dari model meruncing.
Hubungan antara tinggi dan diameter, yang merupakan dasar dari model lancip.
Model persamaan lancip setelah integrasi adalah sebagai berikut:
(Dn / dsd) 2 = b0 + b1 (tn./t) + b2 (dn / dsd) 2 (dn / dsd) = (tn / t) / log dn = b0 + b1 log (dsd) + b2 log ( T) + b3 log (tn)
Di sini, tinggi dalam diameter yang ditentukan (DN) dari diameter yang ditentukan (DN) sesuai dengan batang dn =
2. Tentukan tingkat presisi dari model yang diperkirakan berdasarkan nilai di bawah model:
Deviasi Aktif (SA)
Rat a-rata persen penyimpangan (SR)
Jadi, VD = estimasi volume (berdasarkan model estimasi volume). VA = volume aktual (berdasarkan data). N = Jumlah Data.
Model yang diperkirakan adalah: SA
f< 1% dan SR < 10%
1. Bentuk dari sumber batang ke ujung terkait erat dengan ukuran dan bentuk penampang di sekitar lingkaran batang. Ukuran dan bentuk penampang berubah secara bertahap dengan ketebalan tertentu (misalnya, 1mm atau 1 cm dalam irisan pada lingkar kutub). Secara umum, ukuran silan g-ecectional dari irisan lebih kecil, dan bentuk perubahan penampang. Artinya: Bagian melintang dari irisan berbentuk tongkat bukanlah lingkaran. Ukuran dan bentuk irisan pada penampang putaran tongkat terus berubah seiring meningkatnya ketinggian. Pengiris lingkar batang adalah bentuk fragam (tipis) yang disusun untuk membentuk fraveram yang lebih besar.
Tubuh berputar lengkap dan bentuk frustrasi (lancip) seperti yang ditunjukkan pada Gambar.
Gambar 25 Bentuk tubuh berputar lengkap dan labu genya
Sumber: Asy’ari et al.
Fokus pada ukuran dan bentuk penampang perifer melingkar batang (kusabi) pada Gambar. 26.
Gbr. 26 Asy’ari et al.: Asy’ari et al.
Karena perhitungan volume didasarkan pada bentuk silinder, maka diperlukan koreksi untuk menentukan volume sebenarnya. Koreksi ini sekilas terlihat seperti koreksi volume, namun sebenarnya terjadi karena bentuk bagasi yang tidak silindris. Jika batang pohon berbentuk silinder, tidak terjadi koreksi bentuk. Oleh karena itu, dinyatakan sebagai faktor bentuk (nilai yang dikoreksi karena bentuk batangnya tidak silindris).
2. Faktor Bentuk (1) Pengertian faktor bentuk Faktor bentuk adalah perbandingan atau nilai numerik antara volume suatu batang (pohon) dengan volume suatu silinder yang mempunyai tinggi yang sama, diameter yang sama, dan alas yang sama. Anggap volume silinder sebagai Vs = (Lbds . T). Bentuk batang pohon tidak pernah silindris, namun untuk itu diperlukan hal-hal sebagai berikut: